6 Warga Tanjungpinang Suspect Corona, Sehat Tapi Tetap Dalam Pengawasan

TANJUNGPINANG (KP) – Simpang siur berita tentang enam warga Tanjungpinang yang diduga suspect virus Corona, akhirnya terjawab. Mereka yang satu keluarga ini, ternyata masih menjalani masa observasi oleh tim dokter di kediamannya masing-masing. Mereka tidak boleh keluar rumah, Sementara kebutuhan keluarga tersebut disediakan tim kesehatan pemerintah.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep Yudiana mengatakan keenam warga Tanjungpinang diduga suspect virus corona ini masih harus mejalani masa inkubasi selama tiga hari ke depan.
“Meskipun diputuskan sehat, namun mereka harus tetap menjalani masa observasi inkubasinya selama minimal tiga hari ke depannya. Karena prosesnya harus 14 hari. Mereka datang ke Indonesia tanggal 30 Januari, makanya minimal 3 hari lagi,” ujar Tjetjep, Selasa (11/2/2020) dalansir dari batamtoday.com.
Dijelaskan, selama masa inkubasi satu keluarga ini tetap diawasi dan di pantau oleh tim medis dan pihak-pihak terkait lainnya.
“Selama masa observasi. Seluruh kebutuhan akan disediakan oleh pemerintah,” terangnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, keenam orang yang sedang menjalani observasi ini, sebelumnya dicurigai berpotensi terpapar corona setelah kembali dari Singapura.
Tim dokter sudah melakukan Swep tenggorokan terhadap keenam warga tersebut. Swep tenggorokan adalah teknik pemeriksaan yang dilakukan untuk mengidentifikasi organisme yang dapat menyebabkan infeksi ditenggorokan.
Biasanya Swep tenggorokan diambil pada daerah posterior daring dan permukaan tonsil orang terkait. Sampel cairan tenggorokan itu akan diperiksa di laboratorium.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Tanjungpinang, Rustam juga menegaskan saat ini kondisi keenam warga Tanjungpinang ini sehat. Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan tubuh, warga ini tidak ada gejala virus corona.
“Hasil observasi menunjukkan bahwa seluruh nama yang disebut tidak ditemukan tanda dan gejala demam, batuk apalagi sesak nafas. Semuanya dalam keadaan sehat walafiat,” kata Rustam, saat jumpa pers, Senin (10/2/2020).
Rustam juga menyebut hasil uji lab akan keluar tiga hari kedepan. Selama menunggu hasil, tim kesehatan juga melakukan pemantauan kondisi warga tersebut dua kali sehari. “Masa observasi itu sampai 13 Febuari 2020 mendatang, selama itu kami harapkan keluarga ini tidak melakukan kegiatan di luar rumah,” katanya.
Rustam menuturkan, selama masa observasi segala kebutuhan seperti makanan, air dan lainnya akan ditanggung pemerintah. “Yang jelas saat ini pihak keluarga itu dalam keadaan sehat. Untuk itu kami harapkan masyarakat lainnya tidak perlu khawatir berlebihan,” harapnya.
Ketentuan Standar WHO
Terpisah sebelumnya, Kabid Humas Polda Kepri Kombes Pol Harry Goldenhardt didampingi Kabid Dokkes Polda Kepri Kombes Pol Dr Muh Haris, Minggu (9/2/2020), mengatakan, masa inkubasi yang harus dijalani keluarga ini, sesuai standar WHO. Artinya kendati mereka sehat, tapi tetap harus menjalani observasi.
Kombes Pol Harry Goldenhardt, juga mengatakan perkembangan pemeriksaan kepada 6 warga Tanjungpinang ini, terus dimonitor dan dikoordinasikan stakeholder terkait. “Diharapkan masyarakat tetap tenang dan melakskan aktifitas seperti biasa dan tetap menjaga pola hidup dan pola makan sehat serta berolahraga,” himbaunya kepada masyarakat Kepri khususnya.
Dikatakan keenam 6 warga Tanjungpinang ini kembali ke dari Singapura melalui Kota Batam pada tanggal 30 Januari lalu. Berdasarkan penelusuran Sistem Perlintasan Keimigrasian di Batam, 2 dari 4 orang tersebut masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Ferry Internasional Harbour Bay Kota Batam.
Selanjutnya Informasi dari otoritas kesehatan Singapura itu, diperoleh Kantor Imigrasi Batam. Yakni dari Kementerian Kesehatan dan Otoritas Karantina Singapura, yang menjelaskan terdapat 6 WNI dari Singapura yang terduga suspect terjangkit Virus Corona keluar dari Singapura. Otoritas Karantina Singapura itu kemudian meminta bantuan Imigrasi Indonsia melalui Imigrasi Batam untuk mencari orang-orang tersebut.
Menindaklanjuti laporan tersebut, pada hari Minggu (9/2/2020) sekitar pukul 09.30 WIB, Tim Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Batam dipimpin dr Achmad Farhani (Kepala KKP Batam) bersama KKP Tanjung Pinang mendatangi alamat rumah ke 6 orang WNI tersebut.
“Dilakukan pemeriksaan oleh Tim KKP dengan asistensi oleh Dirjen P2P Kemenkes terhadap ke 6 WNI tersebut dan disimpulkan belum ditemukan gejala klinis terkonfirmasi virus corona,” papar Haris.
Haris melanjutkan, sesuai protokol kesehatan terhadap WNI tersebut dilakukan observasi di rumahnya dengan pemantauan tim kesehatan dari KKP dan Kemenkes. Baru hari Seninnya dilakukan swap tenggorakan untuk dilakukan pemeriksaan lab,” jelasnya.
Satu di Karimun
Warga Kepri yang susfect corona, juga terdapat di Karimun. Dia seorang wanita berusia 30 tahun. Saat ini Dinkes Karimun masih menunggu hasil uji lab, semtara yang bersangkutan masih menjalani karantina untuk observasi di RSUD M Sani. Pihak RSUD menunggu pengujian sampel yang dikirim ke Jakarta.
Wanita itu sebelumnya sakit dengan gejala batuk dan sesak nafas. Ia baru kembali dari Malaysia. Gejala-gejala yang ditunjukkannya saat berobat ke rumah sakit hingga riwayat perjalanannya, membuat pihak medis akhirnya meminta wanita itu untuk diobservasi selama beberapa hari.
“Kita sudah ambil spesimen, sampel akan dikirim untuk dilakukan pengujian,” Kata Kepala Dinas Kesehatan Karimun, Rachmadi, Senin (11/2/2020).
Sejauh ini, kondisi pasien sudah menunjukkan kondisi membaik. Sesak nafas yang dialaminya mulai berkurang. “Sekarang sesaknya sudah mulai kurang. Suhu tubuh masih diatas 38 derajat celcius,” ujarnya.
Disebutkan Rachmadi, wanita tersebut diobservasi di ruangan yang terpisah dangan gedung utama RSUD Karimun. Untuk penanganan pasien juga dilakukan oleh orang tertentu dan tidak boleh sembarangan. “Kita terus melakukan pemantauan dan cek perrkembangannya,” ucap Rachmadi.
Sendangkan WNI yang masih menjalankan masa observasi dan inkubasi di Pulau Natuna, Kadinkes Kepri menjelaskan semua sudah dalam keadaan sehat. Namun tetap menjalani proses inkubasinya sesuai standart yang di terapkan oleh WHO.
“Untuk WNI di Natuna Minggu depan atau 7 hari lagi nsudah selesai masa inkubasinya. Sementara juknis pemulangan WNI masih menunggu arahan dari pusat,” ujarnya. (red)
